November 7

Ajaran tentang Idealisme serta Tokoh-Tokohnya

IDEALISME

Idealisme dinamakan juga spiritualisme. Idealisme berarti serba-cita, sedangkan spiritualisme berarti serba-roh. Aliran ini menganggap bahwa hakikat kenyataan yang beraneka warna ini semua berasal dari roh (sukma) atau yang sejenis dengan itu. Pokoknya sesuatu yang tidak berbentuk dan yang tidak menempati ruang. Menurut anggapan aliran ini materi atau zat itu hanyalah suatu jenis daripada penjelmaan rohani.
Alasan yang terpenting dari aliran ini ialah manusia menganggap roh atau sukma itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia. Roh itu dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga materi hanyalah badannya, bayangan atau penjelmaannya saja. Kalau dibandingkan dengan aliran materialisme ternyatalah bahwa kalau aliran materialisme berusaha menerangkan hakikat dunia dengan melihat badannya, maka aliran idealisme berusaha menerangkan hakikat yang menggerakkan manusia ini selama hidupnya dan bagaimana gerakan itu sesudah manusia mati. Bagi penganut idealisme materi itu sebenarnya tidak ada. Yang kita sebut materi itu ialah suatu kumpulan berbagai tenaga yang menempati ruang dan tenaga itu adalah jenis rohani.

Idealisme melihat segala kenyataan ini termasuk kenyataan manusia sebagai roh. Roh itu bukan saja menguasai manusia perseorangan, tetapi roh juga yang menguasai kebudayaan. Kebudayaan adalah perwujudan dari alam cita-cita dan cita-cita itu adalah rohani. Karena itulah aliran ini dapat disebut idealisme dan dapat disebut spiritualisme. Idealisme dapat mencakup pengertian akal, kesadaran dan cita-cita di samping pengertian jiwa atau sukma.

PERKEMBANGAN IDEALISME

  • Menurut Plato, alam cita-cita, alam pikiran (idea) itu adalah kenyataan yang sebenarnya. Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu.
  • Aristoteles memberikan sifat kerohanian itu dengan ajarannya yang menggambarkan alam idea itu sebagai sesuatu tenaga (entelechie) yang berada dalam benda-benda itu sendiri dan menjalankan pengaruhnya dari dalam benda itu.
  • Di zaman Aufklarung ulama-ulama filsafat yang mengakui aliran serba-dua seperti Discartes dan Spinoza yang mengenal dua pokok yang bersifat kerohanian dan kebendaan namun keduanya mengakui juga bahwa unsur kerohanian lebih penting dari kebendaan.

SEBAB-SEBAB TIMBULNYA IDEALISME MENARIK

  1. Aliran ini dapat memenuhi hasrat-hasrat yang tinggi dari roh kemanusiaan. Manusia tidak merasa asing seakan-akan telah kembali pada rumah sendiri yang wajar.
  2. Seluruh kenyataan ini menjadi sangat berarti, sebab dia dianggap sebagai perwujudan dan pada alam cita-cita.
  3. Manusia merasa seperti dipanggil oleh seruan yang nyaring untuk mewujudkan cita-citanya, karena itu sudah seharusnya dia dianggap pulang pada alam cita-cita itu sendiri.
  4. Idealisme menjadikan kehidupan manusia menjadi lebih gembira dan memuaskan, sehingga meskipun manusia fana dalam kemanusiaannya juga merasa seakan-akan dia turut sebagai pencipta juga.
  5. Lebih menarik lagi idealisme itu karena orang lalu dapat merasakan kepuasan beragama dengan anggapan :
    a. Kita dapat memikirkan Tuhan itu sebagai idea (alam cita-cita) yang tertinggi (ajaran Plato).
    b. Memikirkan Tuhan sebagai keseluruhan dari idea-idea (windelband).
    c. Memikirkan Tuhan sebagai kekuasaan yang menghubungkan idea dengan kenyataan (Kant)
    d. Memikirkan idea-idea sebagai alam akhirat yang kekal dan asli yang diciptakan Tuhan lebih utama dari dunia kebendaan yang fana (tasawuf Islam).

MACAM-MACAM IDEALISME

  1. Idealisme subjektif.
    Idealisme ini menganggap manusia perseorangan sebagai produsen dari alam kenyataan, roh manusia juga sakti menentukan jalannya proses kenyataan.
  2. Idealisme objektif.
    Idealisme ini menganggap roh manusia hanya sebagai satu bagian saja dari roh umum yang menggerakkan kenyataan ini.
  3. Idealisme rasionalistis.
    Idealisme ini menganggap roh itu ialah akal dan akal di sini maksudnya pikiran.
  4. Idealisme etis
    Idealisme ini menganggap bahwa roh di sini maksudnya akal praktis yang berlaku dalam penilaian etika.
    Idealisme ini menganggap bahwa di samping keutamaan alam rohani dan alam akhirat (alam cita-cita) juga mengakui bahwa roh dan raga manusia sama-sama turut mengambil saham dalam proses kenyataan sejarah berdasarkan kehendak bebas yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia.

TOKOH-TOKOH IDEALISME

  1. Fichte (1762 – 1814). Menurut Fichte, dasar realitas; kemauan inilah thing-in it self-nya manusia. Penampakkan menurut pendapatnya adalah sesuatu yang di tanam roh absolut sebagai penampakkan kemauannya. Roh absolut adalah sesuatu yang bearda di belakang kita. Itu adalah Tuhan pada Spinoza. Bagi seorang idealis, hukum moral ialah setiap tindakan harus berupa langkah menuju kesempurnaan spiritual, itu hanya dapat dicapai dalam masyarakat yang anggota-anggotanya adalah pribadi yang bebas merealisasi dari mereka dalam kerja untuk masyarakat. Pada tingkat yang lebih tinggi kelemahan dan harapan manusia muncul pada kasih Tuhan.
  2. Schelling (1775 – 1854). Dalam pandangan Schelling, realitas adalah identik dengan gerakan pemikiran yang berevolusi secara dialektis, akan tetapi berbeda dari berbagai hal dari Hegel.
  3. Hegel (1770 – 1831). Pusat filsafat Hegel ialah konsep Geist (roh ; spirit) suatu istilah yang diilhami oleh agamanya. Istialh ini agak sulit dipahami. Roh dalam pandangan Hegel adalah sesuatu yang real, kongkret, kekuatan yang objektif, menjelma dalam berbagai bentuk sebagai “World of Spirit (Dunia roh) yang menempat ke dalam objek-objek khusus. Di dalam kesadaran diri, roh itu merupakan esinsi manusia dan jua esinsi sejarah manusia.

    Dapat disimpulkan bahwa karena di dunia terdapat makna dan nilai, maka yang sedalam-dalamnya ialah sejenis jiwa yang dapat mengetahui makna-makna tadi dan yang dapat memberikan penghargaan kepada nilai-nilai sesuatu yang sedalam-dalamnya dari alam semesta meskipun mungkin bukan merupakan substansi yang terdalam.

Tags: , ,
Copyright 2021. All rights reserved.

Posted November 7, 2014 by Admin in category "Filsafat", "Filsafat Barat

Comments on Facebook